Cinta itu Rindu
Kalimat itu begitu saja terbersit dalam benak penulis. Udah menjadi kebiasaan penulis, sedikit saja ada masalah dengan sang pacar pasti akan berakhir saling mendiamkan, minimal 2 hari. Pffffttt..
Bukannya ga mau nyelesein atau gimana, ya males aja sih. Masih saling mertahanin ego, tentang siapa yang harus minta maaf duluan. Padahal di balik itu semua, tetaplah ada rasa rindu yang menghantui raga. Sepi jadinya. Berasa melewati malam seorang diri. Berasa ditelan malam.
malam ini kembali sepi
kegelisahan menjamahku
kegelapan menggerayangiku
Senyap menyapa
aku dikerubung sepi
kesendirian menari-nari di sekitarku
kepasrahan menggeliat bangun
terkepung aku oleh ketakutan
di depanku gelisah tertawa mengejek
di belakangku gelap siap melahap
aku disekap oleh senyap
aku lenyap…
Cinta itu rindu, rintihan nan syahdu.
Cinta adalah Embun sejuk yang turun di pagi hari untuk menyempurnakan keindahan mentari yang mulai bersinar hangat, tapi kita tak pernah berani mencicipi rasa embun itu yang sebenarnya,
cinta itu rasa. cinta itu rindu. cinta itu embun. whats next? 😀